Sultan Abdul Kahir I (1640)

Posted by Unknown Labels: Tuesday, June 10, 2014

Kemelut Politik Di Kerajaan Bima Abad XVII

Abad ke XVII merupakan momentum penting dalam perkembangan sejarah Bima. Pada masa itu terjadi peristiwa yang cukup dramatis mempengaruhi seluruh sendi kehidupan kenegaraan, politik, budaya dan agama di kerajaan Bima. Inilah masa transisi yang luar biasa dan membawa berbagai dampak yang berurujung lahirnya kesultanan Bima. Berawal dari ambisi dari Salisi  bergelar Mantau Asi Peka yang ingin merebut tahta kerajaan dari pewaris yang sah.  Berbagai intrik politik dijalankan dengan melakukan serangkaian pembunuhan terhadap Raja dan Putera Mahkota.

Pembunuhan politik itu dilakukan terhadap keturunan Raja Mantau Asi Sawo yaitu Sarise, Sangaji Samara dan putera mahkota yang dibakar hidup-hidup di padang rumput Wera atau yang dikenal dalam sejarah Bima dengan Ruma Ma Mbora Di Mpori Wera. Peristiwa itu direkam dalam Kitab BO sebagai sumber sejarah Bima sebagai berikut:

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dan Perjuangannya

Posted by Unknown Labels:

Sultan Abdul Khair Sirajuddin adalah putra dari Sultan Mbojo Bima pertama bernama Abdul Kahir memerintah tahun 1620 – 1640. Setelah ayahnya mangkat pada tanggal 22 Desember 1640 dan dimakamkan di atas puncak bukit Dana Taraha (Doro Raja), tongkat Kesultanan diambil alih oleh Sultan Abdul Khair Sirajuddin.

Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Mbojo mengalami jaman kejayaaan. Menjadi pusat perniagaan dan pusat penyiaran agama Islam, di wilayah Nusantara bagian Timur bersama Makassar.

Pejuang sejati pantang untuk berhenti berjuang. Apalagi untuk berkhianat. Tabu bagi Sultan untuk menghianati dou labo dana. Sultan sebagai hawo ro ninu, harus mampu mengamalkan falsafah toho mpa ra nahu sura dou labo dana. Itulah sebabnya Sultan bersama puteranya Nuruddin melanjutkan perjuangan di tanah Jawa.

Al-Qur`an Tulisan Tangan Nontogama

Posted by Unknown Labels:

Ini adalah Alquran tulis tangan yang diperkirakan ditulis pada masa awal kesultanan Bima 1640 -1700 M pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kahir I dan dilanjutkan oleh puteranya Sultan Abil Khair Sirajuddin. Nonto berarti jembatan penuntun. Gama adalah Agama. Jadi Nontogama adalah Kitab penuntun agama. Alquran ini berukuran 40 x 26 Cm dengan ketebalan 6 cm.

Menurut Hj.Siti Maryam M.Salahuddin, kertas kitab ini dipesan khusus dari Eropa dan penulisannya menggunakan tinta tradisional saat itu yaitu dari Nanah pohon kinca yang dicampur arang. Pada surat Al Fatihah dan al-baqarah dipinggirnya dihiasi ornamen Bunga setangkai khas Bima.

Sultan H. Ferry Zulkarnain, ST (2013)

Posted by Unknown Labels: Monday, June 9, 2014

H. Ferry Zulkarnain atau biasa di sapa Dae Ferry  dilahirkan di Jakarta, 1 Oktober 1964 dari keluarga yang mengutamakan ibadah. Sejak kecil ayahandanya selalu mengingatkan Assolatu Imaduddin bahwa sholat adalah tiang agama. Jangan sekali-kali meninggalkan sholat, dalam keadaan apapun. Semangat inilah yang yang mengiringi kisah suksesnya sebagai seorang politisi handal. Kejujuran, bekerja keras, belajar terus menerus dan berdo’a, berani mengambil risiko dan bertanggung jawab, merupakan filosofi hidupnya. Ulet dan piawai, laksana mutiara yang memancarkan kilauan yang amat indah.

Istana Kesultanan Bima

Posted by Unknown Labels:

Kalau di Jogjakarta disebut Kerathon karena disitu adalah tempat tinggal Ratu. Sedangkan di Bima bernama Asi. Asi secara Etimologi berarti Mengeluarkan dari dalam perut baik melalui mulut maupun alat kelamin. Secara Terminologi berarti Rumah  atau bagian yang berfungsi sebagai pusat Pemerintahan, Peradilan, Pengembangan Agama dan Budaya serta tempat tinggal Raja/Sultan beserta keluarganya. Dari dua tinjauan di atas jelas bahwa Asi adalah tempat untuk mengeluarkan keputusan-keputusan penting kerajaan dengan konsep filosofi Tohompa Ra Ndai Sura Dou Labo Dana(  Kepentingan Rakyat harus didahulukan daripada kepentingan pribadi atau golongan).

Sultan Muhammad Salahuddin (1915-1951)

Posted by Unknown Labels:

Tokoh yang memegang peran utama dalam Perkembangan sejarah Bima pada awal abad XX adalah salah seorang putra sultan Ibrahim (Sultan XIII) dengan permaisurinya Siti Fatimah Binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru yaitu Sultan Muhammad Salahuddin. Lahir di Bima pada tanggal 15 Zulhijah 1306 H (14 juli 1889), memiliki 11 orang saudara. Tiga saudara seayah seibu masing – masing bernama Abdullah (Ruma Haji), Abdul Qadim (Ruma Siso), dan Nazaruddin (Ruma Uwi). Saudara seayah terdiri dari Siti Hafsah, Abdul Azis, Sirajuddin (Ruma Lo), ibunda ketiganya bernama, Siti Aminah,  kemudian Siti Aminah (Ruma Gowa) ibundanya karaeng Bonto Ramba Putri, Karaeng Mandale, Siti Aisyah (Ibundanya bernama Baena), Lala Ncandi (Ibunya bernama Aisyah), Ahmad (Ibunya bernama Sakinah) dan La Muhammad (Ibunya bernama (Hamidah).

Search

Twitter updates

Kategori